Waktu sudah menunjukkan pukul 15.15 WIB (Waktu Indonesia bagian Barat). Adzan sudah berkumandang. Aku menghentikan rutinitasku di depan komputer. Aku segera menuju kamar mandi untuk ambil air wudhu. Kemudian aku membuka pintu belakang rumah, untuk menuju masjid. Belakang rumahku ada toko kelontong. Toko kelontong punya Bapak.
Aku menunggu sebentar di bagian belakang pintu toko. Masih ada orang yang beli. Tidak lama aku masuk ke warung dan menuju ke bagian luar toko, setelah sebelumnya pamit ke Bapak. Sore ini sudah begitu banyak orang yang hilir-mudik. Dari mahasiswa, orang tua, anak kecil yang berlarian dengan teman-teman sebayanya, sampai dengan tukang jualan yang menjajakan dagangannya dengan mendorong gerobak.
Perjalanan dari rumah menuju masjid memang tidak jauh. Hanya sekitar 5 menit. Tetapi menurutku cobaan yang datang tidak main-main. Cobaan yang datang bukan hanya dari luar, tetapi dari diri sendiri. Cobaan yang datang dari diri sendiri adalah perasaan sombong, perasaan aku-lah yang paling baik di mata Allah, karena aku menuju masjid untuk salat berjamaah. Ini membuatku merasa tersiksa. Sering sekali aku beristighfar dalam hati untuk menjauhkan segala pikiran buruk.
Cobaan dari luar adalah banyaknya mahasiswi yang baru pulang dari kampus. Semua mahasiswi memakai jilbab. Dan wajah-wajah mereka yang membuatku semakin sombong bahwa aku laki-laki yang alim, aku laki-laki yang benar-benar pantas di mata Allah. Aku merasa memperhatikan penampilanku untuk baik di mata mereka. Bukan penampilan yang baik di mata Allah.
1 komentar:
ya... bagus...
Posting Komentar